Sabtu, 30 April 2011

Profil of NARUTO

Profil Naruto

Naruto Uzumaki




Profil
Umur : 12-13 (Sebelum Time Jump) 15 (Sesudah Time Jump)
Tanggal lahir : 10 Oktober
Desa : Konohagakure (Desa Daun Tersembunyi)
Golongan darah : B
Warna mata : Biru
Warna rambut : Pirang
Tinggi : 147,5 cm
Berat : 40,6 kg
Rekan : Hatake Kakashi, Haruno Sakura, Uchiha Sasuke

Informasi
Tingkatan : Genin

Jutsu/Kekkei genkai
Jurus Seksi (Oiroke no Kutsu (Sexy no Kutsu))
Serangan Shuriken Segala Arah (Naruto Ninpocho, Shihou Hapou Shuriken no Maki)
Derita Seribu Tahun(Sennen Goroshi)
Jurus Harem (Harem no Jutsu)
Uzumaki Naruto 2000 Kombo (Uzumaki Naruto Nisen Rendan)
Amukan Naruto Uzumaki(Uzumaki Naruto Rendan)
Kloning Bayangan(Kage Bunshin no Jutsu)
Rasengan (Rasengan)
Tehnik Panggilan (Kuchiyose No Jutsu)
Karakteristik
Naruto adalah ninja heboh nomor 1 di desa Konoha. Dia adalah orang yang ceria, hiperaktif, kikuk, sedikit bodoh, dan sangat ambisius dalam meraih cita-citanya untuk menjadi Hokage, gelar untuk pemimpin Desa Konoha.
Naruto kurang memiliki kecakapan dalam bertarung. Dia juga sebenarnya tidak memiliki bakat ninja sama sekali. Dia adalah seorang pemarah yang menyerang musuh tanpa pemikiran. Namun seiring dengan perjalanan yang dilaluinya, dia mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman yang memberikannya pengetahuan tentang taktik serta tehnik bertempur yang baik. Naruto juga memiliki Chakra dengan jumlah yang sangat banyak dalam tubuhnya, terutama setelah dia mempelajari bagaimana cara mengontrol chakra Kyuubi, makhluk berkekuatan besar yang bersemayam di tubuhnya.

Latar Belakang
Nama Ibu: Uzumaki Kushina, dari Uzumakigakure(Negeri Pusaran Air), dengan karakteristik cantik, tomboy, dan berambut merah.
Nama Ayah: Namikaze Minato, dari Konoha, alias Hokage ke-4.
Dua belas tahun sebelum Naruto lulus dari akademi ninja, monster yang berbentuk rubah berekor sembilan, Kyuubi, meneror desa Konohagakure. Hokage ke-4 yang saat itu memimpin desa, mengurung dan menyegel si Rubah ekor sembilan ke dalam tubuh Naruto. Tapi sayangnya, Hokage ke-4 tewas dalam ritual penyegelan itu.
Dengan penyegelan yang dilakukannya, Hokage ke-4 berharap Naruto akan dipandang sebagai seorang pahlawan, yang terpaksa ditumbalkan untuk mengurung monster itu. Tapi sayangnya hal itu tidak terjadi. Banyak penduduk Konohagakure beranggapan bahwa Naruto tak lebih dari bocah setan pewaris darah rubah ekor sembilan yang pernah menyerang mereka, sehingga mereka membenci dan menjauhinya.

Masa Kecil
Semasa kecilnya Naruto hidup dalam kesendirian. Dia tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dan perhatian orang di sekitarnya; dia dijauhi. Karenanya, ia berusaha untuk mencari perhatian orang-orang disekitarnya, dengan berbuat jahil misalnya. Dia berusaha agar dirinya diperhatikan, agar keberadaannya diakui, dia tak segan-segan mengorbankan segalanya untuk itu.
Karena terus menerus dijauhi, Naruto berjanji untuk mewujudkan mimpinya menjadi Hokage, gelar untuk pemimpin di desanya. Sebuah mimpi yang sangat sulit untuk diwujudkannya, terutama karena tak ada satu orang pun yang membantu dan mendukungnya untuk mewujudkan mimpinya, sampai ia bertemu dengan guru Iruka.
Guru Iruka sendiri memiliki masa kecil yang mirip dengan Naruto, kedua orangtuanya tewas dalam pertarungan melawan Kyuubi, yang sekarang bersemayam di tubuh Naruto. Hal ini membuat Iruka mengerti penderitaan yang dialami Naruto. Ia selalu berusaha membuat Naruto senang dan melupakan kesedihannya. Iruka adalah orang pertama yang mau mengakui keberadaan Naruto. Jika bukan karenanya, mungkin Naruto tidak akan pernah menjadi ninja seperti sekarang.
Kemampuan
Kemampuan Naruto pada awal cerita hanyalah jurus mesum tak berguna bernama Oiroke no Jutsu yang bahkan Hokage sekalipun tak bisa "menahannya". Tetapi, dia lalu bisa menggunakan kagebunshin no jutsu setelah mencuri gulungan rahasia dari hokage. Padahal dia tidak bisa menggunakan Bunshin no jutsu sekalipun dan hasilnya selalu gagal. Di akhir part 1, Naruto berhasil menggunakan jutsu-jutsu dasar dan jutsu baru bernama Rasengan. Yaitu jutsu supersulit yang memutar dan memadatkan chakra dan memukulkannya ke musuh/target. Dia juga membuat variasi Rasengan yaitu Oodama Rasengan yang menggunakan 2 kagebunshin untuk menembakkan jutsu tersebut ke tubuh target. Naruto juga bisa menggunakan Kuchiyose dengan Katak. Dia juga mengembangkan taijutsu miliknya sendiri yaitu Naruto Uzumaki Nisen rendan no maki atau "gulungan amukan 2000 uzumaki naruto" yang menggunakan teknik kagebunshin. Di cerita sekarang, Naruto diajarkan untuk memanipulasi chakra angin miliknya untuk menyempurnakan jutsu andalannya, Rasengan. Akhirnya, di chapter 337 naruto berhasil menyempurnakan rasengannya
dan menyelamatkan tim kakashi dari marabahaya.

Part I - Desa Nami
Dalam misi-misi awalnya sebagai shinobi, Naruto bersama dengan Sakura, Sasuke, dan Kakashi ditugaskan untuk mengawal Tazuna, seorang arsitek jembatan, ke negara Nami. Tetapi di tengah jalan mereka diserang oleh dua shinobi. Meskipun Shinobi tersebut berhasil mereka kalahkan, Kakashi, guru pembimbing Naruto, merasa bahwa tugas yang mereka emban terlalu berat dan tidak cocok dengan kemampuan anak didiknya. Namun didorong rasa keadilan, mereka tetap meneruskan perjalanan dengan risiko besar.
Ternyata bukan hanya mereka saja ninja yang diutus oleh Gatou, seorang mafia. Mereka juga bertemu dengan Zabuza dan Haku, dua ninja pelarian yang berbahaya dari desa Kabut. Tim 7 lalu bertarung melawan Zabusa. Dia dihadapi oleh Kakashi yang meniru semua jurus yang dikeluarkannya. Akhirnya Zabusa tumbang oleh jarum Haku, yang digtujukan untuk memalsukan kematiannya. Haku lalu membawa pergi tubuh Zabusa menjauh. Kakashi dan timnya lalu sampai ke rumah Tazuna. Mereka bertemu dengan cucunya yang tidak menyukai Naruto. Sementara menunggu Kakashi memulihkan cederanya, Naruto, Sasuke dan Sakura diajari cara mengendalikan dan menyalurkan chakra mereka. Mereka harus bisa memanjat pohon tanpa menggunakan tangan. Ketika setengah sadar akbiat latihan, dia bertemu Haku yang sedang mencari obat untuk Zabusa. Dia mengatakan pada Naruto kalau kekuatan diri sebenarnya akan keluar jika melindungi orang terpenting bagi diri mereka.
Akhirnya hari pekerjaan jembatan dimulai lagi, tetapi mereka dikejutkan dengan kehadiran Haku dan Zabusa yang tanpa basa-basi menyerang mereka. Pertarungan berlangsung alot. Naruto yang ketiduran akibat latihan terlambat ke jembatan dan membantu cucu Tazuna ditengah perjalanannya dari gangguan bandit sewaan Gatou. naruto datang ke jembatan dan masuk perangkap cermin es Haku. Dia menjadi murka karena menyangka Sasuke tewas dan membuka kekuatan siluman rubah didalam dirinya. Dia menghajar Haku tanpa ampun. Tetapi yang bersangkutan malah merelakan dirinya untuk dibunuh oleh Kakashi untuk melindungi Zabusa. Tanpa diduga Gatou membawa banyak anakbuahnya untuk menghabisi mereka semua, termasuk Zabusa. Zabusa yang marah dan sedih meminta kunai ke Kakashi dan merangsek maju ke arah Gatou, lalu memenggal kepalanya. Dia meninggal disamping Haku, lalu turunlah salju mengiringi kepergian mereka.

Ujian Chuunin
Beberapa waktu setelah kejadian di desa Nami, Konohagakure menyelenggarakan ujian untuk para Genin untuk naik tingkat menjadi Chuunin, sekelas pemimpin tim. Naruto yang sedang bercengkrama dengan Konohamaru dikejutkan dengan kemunculan Temari dan Kankuro. Mereka lalu ditenangkan oleh Gaara yang datang hampir bersamaan dengan Sasuke.
Kakashi merekomendasikan seluruh timnya mengikuti ujian. Maka ketika ujian akan dimulai, tiba-tiba Sasuke ditantang oleh Rock Lee untuk bertarung. Tetapi Sasuke kalah karena perbedaan kemampuan fisik. Ujian tertulispun dimulai, Naruto yang paling lemah dalam hal ini kebingungan setengah mati. Dia ditawari jawaban oleh Hinata, tetapi menolak karena dia merasa ingin mengerjakan sendiri. Pertanyaan terakhir yang diberi penguji, dijawab dengan polos dan keras oleh Naruto, yang tanpa diangka meloloskan semua yang ada di ruangan tersebut ke babak selanjutnya. Babak survival di hutan terlarang dilangsungkan dibawah pengawasan Anko, seorang Jounin wanita. Naruto dkk. lalu memasuki hutan tersebut dan berusaha mendapatkan sebanyak mungkin gulungan. Tetapi mereka bertemu dengan Orochimaru (Naruto) yang menyamar. Tim 7 yang masih hijau bukanlah tandingan Orochimaru. Mereka semua lalu terkapar, dan hanya Sakura yang masih agak segar untuk merawat kedua rekannya. Babak kedua dilalui dengan susah payah.
babak ketiga adalah pertarungan satu lawan satu. Naruto melawan Kiba, seorang ninja yang menggunakan anjing sebagai rekan bertarung. Naruto menunjukkan jurus kagebunshin yang mengejutkan semua orang. Dia bahkan bisa menipu Kiba dengan jurus perubahan bentuk. Akhirnya Naruto mengakhiri pertarungan dengan menggunakan Uzumaki Naruto Rendan (Amukan Uzumaki Naruto). Setelah itu dia ingin dilatih oleh Kakashi. Tetapi Kakashi malah meminta Ebisu, seorang ninja pembimbing melatih Naruto. Dia mengajari Naruto berjalan diatas air. Naruto terus gagal dan melihat Jiraiya sedang mengintip wanita. Dia lalu membekuk ebisu menggunakan katak panggilan. Naruto yang kesal meminta Jiraiya bertanggung jawab dan melatihnya.
Jiraiya menyanggupinya, dia lalu meminta Naruto mengangkat tangannya. Dia lalu membuka segel yang dipasang Orochimaru di tubuh Naruto. Ini membuatnya lebih rileks dan mudah mengontrol chakranya. Dia lalu diajari memanggil hewan panggilan. Naruto tanpa sengaja bisa memanggil Gamabunt, seekor raja katak raksasa yang berpenampilan sepeti Yakuza. Babak utama dilangsungkan dan Naruto diundi melawan Neji Hyuga, jenius dari klan Hyuga. Naruto awalnya kepayahan melawan teknik tinggi Neji. Dia kehabisan chakra di tengah pertarungan, tetapi dia berhasil meminjam sedikit kekuatan siluman rubah dan berhasil mengalahkan Neji setelah mengadu kekuatan dengan jurus kaiten(pusaran) milik Neji. Tanpa disangka desa Suna berkhianat dan menginvasi Konoha. Naruto diberi tugas untuk mengejar Sasuke dan Gaara. Sasuke yang sudah babak belur dihajar Gaara.

Selasa, 22 Februari 2011

Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah

Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah

Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said
tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh
bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara
musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan
masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut
dibangunkannya. "Suamiku tersayang," Nasibah berkata, "aku mendengar suara
aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang."

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan
ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan
mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah
menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

"Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang...."

Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu,
tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap
dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju
utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang
berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum
kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.

Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru
berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya
dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara
kuda yang nampaknya sangat gugup.

"Ibu, salam dari Rasulullah," berkata si penunggang kuda, "Suami Ibu, Said
baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid..."

Nasibah tertunduk sebentar, "*Inna lillah*....." gumamnya, "Suamiku telah
menang perang. Terima kasih, ya Allah."

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar.
Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, "Amar, kaulihat Ibu
menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih
karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi.
Maukah engkau melihat ibumu bahagia?"

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

"Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi
hingga kaum kafir terbasmi."

Mata amar bersinar-sinar. "Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak
dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku
untuk membela agama Allah."

Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya
mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya.
Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. "Ya Rasulullah, aku Amar bin
Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur."

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. "Engkau adalah pemuda Islam yang
sejati, Amar. Allah memberkatimu...."

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai
sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan
mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu
sedang termangu-mangu menunggu berita, "Ada kabar apakah gerangan kiranya?"
serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, "apakah
anakku gugur?"

Utusan itu menunduk sedih, "Betul...."

"*Inna lillah*...." Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.

"Kau berduka, ya Ummu Amar?"

Nasibah menggeleng kecil. "Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi
yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak."

Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela,
"Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa
Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani."

Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. "Kau tidak takut, nak?"

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum
terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya,
Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda
berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir.
Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap
di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, "Allahu akbar!"

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita
kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. "Hai utusan," ujarnya,
"Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa
diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang."

Sang utusan mengerutkan keningnya. "Tapi engkau perempuan, ya Ibu...."

Nasibah tersinggung, "Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah
perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?"

Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja
menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah
mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata
dengan senyum. "Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan
mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan
rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur."

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas
obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.
Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia
sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka,
tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara
Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya
Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh,
Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani.
Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai
singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya.
Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir
mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh
terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga
Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas'ud mengendari kudanya,
mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu
melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya.
Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas'ud mengenalinya,
"Istri Said-kah engkau?"

Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, "bagaimana
dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?"

"Beliau tidak kurang suatu apapun..."

"Engkau Ibnu Mas'ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku...."

"Engkau masih luka parah, Nasibah...."

"Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?"

Terpaksa Ibnu Mas'ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah,
Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak
musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung,
akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke
atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang
benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para
sahabatnya, "Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah
bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun
menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa."

PUASA SYAWAL

Puasa Syawal : Puasa Seperti Setahun Penuh


Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ …

“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …” (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)

Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits Qudsi:

وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam anjurkan setelah melakukan puasa wajib (puasa Ramadhan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

Dianjurkan untuk Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Pada hadits ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah menyatakan makruh. Namun pendapat mereka ini lemah karena bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)

Puasa Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465). Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat ini bagi umat Islam.

Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan dan Dilakukan di Awal Ramadhan ?

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.” Oleh karena itu, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada kelonggaran. Namun, apabila seseorang berpuasa syawal hingga keluar waktu (bulan Syawal) karena bermalas-malasan maka dia tidak akan mendapatkan ganjaran puasa syawal.

Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

Tunaikanlah Qodho’ (Tanggungan) Puasa Terlebih Dahulu

Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah. Alasan lainnya adalah karena dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” Jadi apabila puasa Ramadhannya belum sempurna karena masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu agar mendapatkan pahala semisal puasa setahun penuh.

Apabila seseorang menunaikan puasa Syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapatkan ganjaran puasa Syawal karena kita kembali ke perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” (Lihat Syarhul Mumthi’, 3/89, 100)

Catatan: Adapun puasa sunnah selain puasa Syawal, maka boleh seseorang mendahulukannya dari mengqodho’ puasa yang wajib selama masih ada waktu lapang untuk menunaikan puasa sunnah tersebut. Dan puasa sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Tetapi perlu diingat bahwa menunaikan qodho’ puasa tetap lebih utama daripada melakukan puasa sunnah. Hal inilah yang ditekankan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -semoga Allah merahmati beliau- dalam kitab beliau Syarhul Mumthi’, 3/89 karena seringnya sebagian orang keliru dalam permasalahan ini.

Kita ambil permisalan dengan shalat dzuhur. Waktu shalat tersebut adalah mulai dari matahari bergeser ke barat hingga panjang bayangan seseorang sama dengan tingginya. Kemudian dia shalat di akhir waktu misalnya jam 2 siang karena udzur (halangan). Dalam waktu ini bolehkah dia melakukan shalat sunnah kemudian melakukan shalat wajib? Jawabnya boleh, karena waktu shalatnya masih lapang dan shalat sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Namun hal ini berbeda dengan puasa syawal karena puasa ini disyaratkan berpuasa ramadhan untuk mendapatkan ganjaran seperti berpuasa setahun penuh. Maka perhatikanlah perbedaan dalam masalah ini!

Boleh Berniat di Siang Hari dan Boleh Membatalkan Puasa Ketika Melakukan Puasa Sunnah

Permasalahan pertama ini dapat dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk menemui keluarganya lalu menanyakan: “Apakah kalian memiliki sesuatu (yang bisa dimakan, pen)?” Mereka berkata, “tidak” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kalau begitu sekarang, saya puasa.” Dari hadits ini berarti seseorang boleh berniat di siang hari ketika melakukan puasa sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga terkadang berpuasa sunnah kemudian beliau membatalkannya sebagaimana dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha dan terdapat dalam kitab An Nasa’i. (Lihat Zadul Ma’ad, 2/79)

Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat mendorong kita melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, semoga amalan kita diterima dan bermanfaat pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak kecuali yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallaahu ‘alaa nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Friendship Poem

      And a teenager said,
Speak to us of Friendship.
And he answered:
Friends of the purposes of the soul, which must be met.
He was the heart field,
that you sprinkle with love and you reap with gratitude.
And he's also the shade and pendianganmu.
because to him when you forget the heart and soul want look at peace.
      When he spoke, expressing his thoughts,
you're not afraid to whisper the word no
in your heart alone, Nor do you hide the word Yes.
     And when he was still, your heart stops from hearing his heart; 
because without expression of words, in friendship,
all thoughts, desires and wishes were born together and dikongsi,
with no terkirakan excitement.
At the time parting with friends, there is no you mourn;
because you love most in him,
you may seem more obvious in its absence,
like a mountain for a climber,
appears to be more glorious than the soil canyon terrain.
    And no other purpose than to enrich the spirit of mutual friendship except psychiatric.
because love looking for something beyond the reach of the mystery,
is not love,
but a mesh of scattered: only catch is not expected.
      And offer the most beautiful for your friend.
If he must know surutmu season, let him also recognize pasangmu season.
What the hell sentiasa friend that if you seek it, to simply together in killing time?
      Look for it to turn on the time together!
because was he who could fill the shortcomings, not to fill emptiness.
And in the sweetness of friendship,
let there berkongsi laughter and joy ..
Because of the small bead of dew in the morning,
human heart to see the dawn and fresh ghairah life.

persahabatan

       There is no clear pearls of love ..
There is no affection as smooth as silk ..
No dew sacred sincerity ..
And there is no relationship of friendship beautiful ..
Friend, not a

        MATH which can be calculated in value ..
ECONOMIC who expect the material ..
PPKN required by law ..

But.....

Friends of the HISTORY that can be remembered for all time ..




        Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
Sahabat bukan
        MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
Tetapi.......
Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..

silhouette twilight



       twilight silhouette was etched
footpath in front of the silhouette of the present destiny
when did it feel poor self
front of the supreme divine kabir
lord
      allow me to knock on your door
in order to understand the meaning of life lara and lapa
as things to mature
self and heart in the shade of faith....




       siluet senja telah terukir
setapak di depan siluet takdir yang hadir
bilakah diri kan merasa fakir
didepan ilahi yang maha kabir
tuhanku
      ijinkan aku untuk mengetuk pintu-mu
demi memahami arti lara dan lapa kehidupan
sebagai hal untuk mendewasakan
diri dan hati dalam naungan iman.....

Senin, 21 Februari 2011

friendship :-)

    I hope everything is fine ...
and friendship still exist among us ..
although the time and place separate us ..
however, this friendship will still always be my guard ..
today, tomorrow, after tomorrow, and forever ..
until my body back into the soil by nature ..


     aku harap semuanya baik-baik saja...
dan persahabatan tetap ada di antara kami..
meski waktu dan tempat memisahkan kita..
namun, persahabatan ini akan tetap selalu ku jaga ..
kini, esok, lusa, dan selamanya..
hingga jasad ku kembali pada kodratnya menjadi tanah .. :)

Sabtu, 29 Januari 2011

cerita naruto

cerita naruto

Ingatkah kau Sasuke-kun saat pertama kali kita bertemu?

" Sasuke-kun, kenalkan ini Sakura-chan! Tetangga baru kita!" Seorang wanita kira-kira berusia 30 tahun, Mikoto berkata pada putranya. " Ayo kenalan. " Sang anak, Sasuke mengulurkan tangannya.

Anak perempuan berumur 5 tahun, bernama Sakura itu masih bersembunyi dibelakang tubuh ibunya, diliriknya tangan Sasuke dari balik tubuh Masaaki, ibunya.

" Saku-chan, ayo jangan malu-malu begitu, kenalan dengan Sasu-chan. Dia satu sekolah loh denganmu!" Masaaki membujuk putri tunggalnya untuk keluar dari persembunyiannya.

" Haruno Sakura " Sakura dengan malu-malu menjabat tangan Sasuke.

" Uchiha Sasuke, salam kenal Saku-chan! " Sasuke tersenyum. Semburat merah langsung muncul di pipi Sakura, ketika melihat senyum Sasuke. Manis sekali...

" Ibu...ibu..." Panggil Sasuke sambil menarik-narik lengan baju Mikoto. Menyadari hal itu, Mikoto langsung menoleh ke arah Sasuke. " Ada apa Sasuke-kun?" tanya Mikoto lembut.

" Ibu, sepertinya Saku-chan sakit ! Lihat wajahnya memerah." Seru Sasuke polos, membuat Sakura kembali bersembunyi dibalik tubuh Masaaki.

Mikoto dan Masaaki hanya berpandangan dan tertawa melihat tingkah polos Sasuke. " Sasu-chan, Saku-chan tidak sakit. Ia hanya malu melihatmu." Jelas Masaaki sambil mengelus kepala Sasuke lembut.

" Malu padaku? " Wajah imut Sasuke menunjukkan ekspresi bingung. Mata onyx milik Sasuke menatap mata emerald milik Sakura. Mencoba mencari jawaban disana.

" Iya Saku-chan malu, habis Sasu-chan tampan sih! " Ujar Masaaki menggoda Sasuke. Mikoto hanya tertawa kecil melihat reaksi putranya, yang salah tingkah itu.

Kesan pertama saat aku bertemu denganmu adalah...

Senyummu manis sekali Sasuke-kun

" Saku-chan, lihat aku mendapatkan nilai seratus di pelajaran matematika! Aku hebat ya Saku-chan!" Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun, sedang menunjukkan secarik kertas berisi nilai kepada sahabatnya.

" Kau hebat ya Sasu-chan! " komentar sahabatnya. " Aku saja hanya bisa mendapatkan nilai enam puluh lima. Aku bodoh ya, Sasu-chan.." Sakura tertunduk sedih, menyadari kalu dirinya tidak sepandai Sasuke dalam pelajaran matematika. Ia selalu saja dapat omelan dari guru matematikanya.

" Kau tidak bodoh Saku-chan! " Sasuke menghibur Saku-chan-nya. " Kau pasti bisa, asal kau mau berusaha. Besok sepulang sekolah kita belajar bersama yuk, Saku-chan! Dirumahmu, bagaimana?" Tawar Sasuke.

Sakura hanya mengangguk kecil, dan menghapus air matanya.

" Ayolah Saku-chan, baru dapat nilai enam puluh lima saja kau sudah menangis! Minggu depan kan ada ulangan matematika, kau harus buktikan pada Anko-sensei kalau kau bisa mendapatkan nilai seratus sama sepertiku! Janji...?" Sasuke menyemangati Sakura, berusaha membuat sahabat kecilnya itu tersenyum kembali, Ia benci jika melihat Sakura sedih dan menangis.

" Janji!" Usaha Sasuke berhasil, karena berkatnya, Sakura bisa tersenyum.

Kau memberiku semangat Sasuke-kun...

Kau ingat bagaimana reaksi Anko sensei waktu melihat hasil ulanganku?

Seminggu telah berlalu, hari ini adalah hari dimana kelas 2A akan menghadapi ulangan matematika. Sekitar satu jam waktu yang diberikan Anko sensei untuk mengerjakan ulangan tersebut. Semua siswa mengerjakan ulangan itu dalam diam. Anko sensei telah berhasil mendidik siswanya untuk tenang selama ulangan.

Keesokan harinya...

Waktu pembagian hasil ulangan pun tiba. Sakura sangat cemas menanti hasil ulangannya itu. Sasuke? Tetap tenang seakan tidak terjadi apa-apa. Dasar Jenius.

" Haruno Sakura " Panggil Anko sensei. Sakura sedikit tersentak ketika namanya dipanggil. Dengan kondisi tenang yang dipaksakan(?), Sakura berjalan ke meja tempat gurunya itu duduk.

Berbeda dari reaksi-reaksi sebelumnya, hari ini Anko sensei tersenyum ketika melihat Sakura dan berkata, " Selamat Sakura, pada ulangan kali ini kau mendapatkan nilai sempurna! Kau telah berusaha! " Sakura sedikit tidak mempercayai apa yang telah gurunya katakan itu. Karena sebelumnya Sakura tidak pernah mendapat nilai sempurna. Tetapi ketidak percayaannya itu sirna ketika melihat hasil ulangan itu sendiri. Ia dapat nilai seratus...

Rasanya Sakura ingin sekali melompat-lompat kegirangan. Ini pertama kalinya ia mendapat nilai seratus dalam ulangan matematika. Ini semua berkat Sasuke yang telah mengajarkannya setiap hari sepulang sekolah.

Diliriknya tempat Sasuke duduk, senyumnya semakin melebar ketika melihat Sasuke sedang mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Sakura dan membisikkan kata " Kau hebat! "

Kau mengajakku untuk bertahan dikala sedih, kau mendukungku

Aku takut kehilanganmu

Hari itu dirumah Sasuke...

" Sakura memangnya ayah dan ibumu pergi kemana ?" Tanya Sasuke kepada Sakura yang sedang asyik menonton televisi dikamar Sasuke. Saat ini usia mereka sudah 12 tahun. Sekarang Sasuke sudah tidak memanggil Sakura dengan Saku-chan lagi, begitu pula dengan Sakura yang sudah tidak memanggil Sasuke dengan Sasu-chan. Ternyata usia sudah merubah mereka.

" Ayah sedang ada dinas di luar kota, dan ibu menemani ayah disana. Memangnya kenapa Sasuke-kun?" Tanya Sakura, dan sekarang pandangannya sudah beralih ke laki-laki berambut emo ini.

" Tidak apa-apa. Kau pasti kesepian?" Tebak Sasuke.

" Tentu saja aku kesepian, makanya aku main kerumah tetangga! " Jawab Sakura kembali memperhatikan televisi.

Sedangkan Sasuke hanya diam saja menanggapinya.

" Sasuke-kun?"

" Hn"

" Apa kau tidak bosan bersahabat denganku?" Tanya Sakura mendadak, membuat Sasuke menaikan sebelah alisnya.

" Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?" Bukannya malah menjawab, Sasuke malah balik bertanya.

" Entah kenapa aku merasa tidak enak padamu, kau selau baik padaku, melindungiku, mendengarkan setiap omonganku, keluhanku. Aku takut kau bosan, dan akhirnya meninggalkanku." Ucap Sakura.

Sasuke beralih menatap mata emerald Sakura dan tersenyum melihat ekspresi khawatir dari wajah sahabat kecilnya itu, sahabat yang menempati tempat yang istimewa di hatinya. Ya, Sasuke menyayangi Sakura lebih dari seorang sahabat, ia mencintainya.

" Kau mempercayaiku Sakura? " Tanya Sasuke. " Sedikit pun aku tidak pernah merasa bosan bersamamu. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku tidak pernah merasa bosan ada bersamamu. Mungkin karena kecerewetanmu, tertawamu yang suka berlebihan, kebodohanmu...aduh!" Sasuke meringis kesakitan ketika dirasakan perutnya ditinju kecil (maksudnya pelan) oleh Sakura yang mulai menggembungkan pipinya.

" Kenapa memukulku?"

" Habis, kau ini bukannya malah memujiku malah meledek, dasar!" Jawab Sakura kesal. Sasuke hanya tertawa kecil melihat tingkah Sakura. " Memangnya apa yang harus aku katakan, Saku-chan?" Goda Sasuke jahil.

" Seharusnya kau bilang, aku tidak bosan karena kecantikkanmu, senyumanmu yang manis, kepintaranmu, dan semua tentangku yang bagus, Sasuke-kun!" Sakura bertingkah menirukan suara berat Sasuke.

" Kenapa semua perempuan itu ingin dipuji sih?"

" Karena perempuan memang pantas mendapatkannya!" Sakura berkata sambil berkacak pinggang. " Tapi terima kasih ya, Sasuke-kun kau telah menjadi sahabat ku yang baik!" Sakura tersenyum pada sahabatnya, begitu pula dengan Sasuke. Tapi lama kelamaan senyum Sasuke berubah menjadi seringai licik mengerikan. Kilatan jahil mulai terlihat di mata onyx nya.

" Kalau begitu apa balasanmu pada sahabat terbaikmu ini Sakura?" Tanya Sasuke dengan seringai liciknya itu. Membuat Sakura langsung memukul wajah Sasuke dengan bantal.

" Dasar Sasuke-kun menyebalkan!"

Kau selalu ada untukku Sasuke-kun

Sampai di hatiku muncul rasa ingin memilikimu.

Hari ini untuk yang kesekian kalinya Sakura melihat Sasuke sedang berhadapan dengan seorang perempuan. Kali ini perempuan itu adalah Karin. Teman sekelas mereka.

" Sasuke-kun sejak awal aku selalu memperhatikanmu.." Gadis berambut merah itu membuka pembicaraan.

Dibalik ekspresi datarnya , Sasuke terlihat menunggu apa yang dikatakan Karin selanjutnya. Sakura yang memperhatikan mereka berdua, ditempat yang aman tentunya, semakin merasakan ada sesuatu didalam hatinya. Ada bergejolak, antara perasaan marah, jengkel dan sebagainya.

' Aku tidak mungkin cemburu' Inner Sakura mencoba menyakinkannya. Tetapi ia tidak dapat memungkiri ada perasaan cemburu dalam hatinya ketika melihat Sasuke berhadapan dengan perempuan lain selain dirinya.

" Aku menyukaimu Sasuke-kun, jadilah kekasihku?" dengan percaya diri yang tinggi Karin menembak Sasuke.

" Maaf..." Itulah kata pertama yang mewakili semua kata yang akan terucap dari Sasuke, sekaligus membuat Sakura bernapas lega, karena ternyata Sasuke menolaknya.

Kenapa setiap perempuan yang menyukaimu selalu bersikap gamblang?

Sedangkan aku?

Diperjalanan pulang...

" Kenapa kau menungguku?" Tanya Sasuke memulai pembicaraan mereka, karena sepanjang jalan mereka belum berbicara sama sekali.

" Kau lupa ingatan ya Sasuke-kun ? Tadi kan kau sendiri yang menyuruhku menunggu karena ada urusan sebentar. Memangnya ada urusan apa sih?" Tanya Sakura berpura-pura padahal tadi ia menguping pembicaraan Sasuke dengan Karin.

" Karin, dia memintaku untuk menjadi kekasihnya." Sasuke berbicara dengan pandangan menuju sepatunya. Seolah memperhatikan setiap langkah kakinya itu.

"Lalu kau menerimanya?" " Tidak, aku sudah punya gadis yang kusukai!" Entah kenapa ketika mendengar kata-kata itu, wajah Sakura berubah, ada semburat merah di pipinya.

" Oh..." Sakura hanya ber'oh' ria.

" Kau sendiri? Bukannya banyak laki-laki yang menyukaimu? Kenapa masih betah sendiri?" Pertanyaan Sasuke seakan mewakili seluruh perasaannya terhadap Sakura. Ia berharap semoga saja, sahabat kecilnya itu tidak menyukai siapa-siapa. Selain dirinya tentunya.

" Hmmmm...soal itu..." Sakura menggantung jawabannya. Membuat Sasuke penasaran adalah kesenangan tersendiri baginya. Wajah penasarannya itu loh...! Tampan sekali...!

" Itu apa?" Yes, sekarang Sakura berhasil membuat Sasuke penasaran. Lama sekali Sakura menggantung jawabannya, sampai akhirnya..

" Itu...Rahasia!" Katanya sambil berlari mendahului Sasuke. " Suatu saat nanti pasti kuberitahu! Ayo lari, Sasuke-kun! Jangan lemas begitu, mana semangat masa mudamu?" Teriak Sakura sambil bergaya ala Lee teman sekolah mereka. Hal ini membuat Sasuke bersemangat untuk mengejarnya.

cerita naruto season 2

cerita naruto season 2

Bersamamu adalah saat yang paling menyenangkan dalam hidupku..

Bersamamu...cinta pertamaku

" Lihat...Lihat...aku baru saja mencoba resep baru?" Seru Sakura dari dapur rumahnya. Hari ini adalah hari libur musim panas. Kedua orang tua Sakura sedang ada diluar kota (sok sibuk), Jadi Sasuke menemani Sakura dirumahnya. Biasa main kerumah tetangga.

Mendengar suara nyaring khas Sakura dari dapur, Sasuke langsung menghampirinya. Dilihatnya Sakura sedang memasukan seloyang kue ke dalam oven.

" Kau buat apa?" Tanyanya datar.

" Cake Pelangi!" Seru Sakura dengan semangatnya yang seperti biasa.

" Kenapa warnanya aneh begitu?" Tanya Sasuke polos tapi sadis, ketika melihat corak warna kue Sakura yang warna-warni.

" Dasar Bodoh...!" Sakura memukul kepala Sasuke dengan serbet yang ada ditangannya. " Namanya saja cake pelangi! Pastinya warnanya warna-warni Sasuke-kun!" Teriak Sakura sambil berkacak pinggang.

" Oh...beracun tidak?" Kata-kata Sasuke berbuah manis yaitu tatapan horor dari Sakura.

" Maaf aku hanya bercanda...!" Sasuke merajuk, menghilangkan aura menakutkan dari Sakura.

Candle light dinner yang romantis dihari Kasih Sayang?

Saat yang menyenangkan tidak ya...?

Valentine. Dengan siapa kalian akan merayakannya? Pasti dengan orang yang kalian cintai dan kau sayangi kan?

Hal ini sama seperti Sakura. Tanggal 14 Februari tahun itu mungkin akan menjadi Valentine paling indah dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Dengan alasan untuk merayakan Valentine dengan sahabat tersayang, Sasuke mengundang Sakura makan malam alias candle light dinner disebuah restoran Eropa. 'Wah...pasti akan tercipta saat-saat romantis nanti, atau jangan-jangan Sasuke-kun akan menyatakan perasaan yang terpendam selama ini padaku!' setidaknya itulah suara hati Sakura.

Sakura mulai mempersiapkan dirinya. Mulai dari perawatan tubuh di salon yang mahal sampai persiapan mental dari ibunya rela ia lakukan demi pujaan hatinya itu. Tinggal berpakaian, semua persiapan akan selesai.

Lima belas menit sesuai dengan perjanjiannya dengan Sasuke, Sakura telah siap. Hari ini terlihat cerah walaupun malam hari, tidak ada hujan salju apalagi badai. Sepertinya alam pun sudah merestui Sakura dan Sasuke untuk pergi makan malam.

Tok...tok...

Suara ketukan pintu yang dari setadi dutunggu Sakura pun terdengar juga. Dibukanya pintu itu. Dan muncullah sesosok pria yang kali ini...dengan tuxedo hitam yang dipakai rapi. Sakura langsung terperangah ketika melihat sosok itu. Sasuke tampan sekali.

Rasanya Sakura langsung mau mimisan ketika melihat Sasuke. Memang dia itu cowok bening.

" Are you ready?" tanyanya dengan senyuman mengarah ke Sakura. Sakura hanya menganguk kecil dan membalas uluran tangan Sasuke. Memasuki mobil sedan hitam milik Sasuke dan pergi menuju tempat yang telah dijanjikan sebelumnya

Disebuah restoran Eropa...

Sasuke's POV.

Tuhan, hari ini ia terlihat sungguh cantik. Aku tak ingin melepaskannya. Tuhan tolong bantu aku.

" Sasuke-kun kau baik-baik saja kan?" Pertanyaan Sakura langsung menyadarkanku dari semua lamunanku. Atau lebih tepat dibilang dari doaku.

" Aku baik-baik saja, aku hanya sedikit terkejut." Setidaknya itulah yang keluar dari bibirku. Kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan hal itu. Itu kan urusan nanti. Yang lebih penting sekarang adalah aku harus membuat Sakura bahagia.

" Tekejut?" Sakura nampak bingung. Tuhan...makhlukmu ini benar-benar indah! Ingin aku memilikinya.

" Ya...terkejut karena sahabat kecilku yang beberapa tahun lalu, memakai pita merah di kepalanya dan malu-malu ketika menjabat tanganku. Kini telah menjelma menjadi seorang perempuan berusia 17 tahun yang sungguh menawan!" Pujian pertamaku telah berhasil memunculkan semburat merah di pipinya yang ranum itu. Ingin rasanya aku mencium pipinya itu.

" Ka...kau masih ingat tentang hal itu Sasuke-kun?" Tanyanya gugup.

" Tentu saja masih ingat! Bagaimana aku bisa lupa. Kau tahu Sakura, hari ini kau cantik sekali!" Kucapkan kembali pujian yang sebenarnya merupakan pujian basi yang selalu di pakai semua laki-laki kepada perempuan yang mereka sukai.

" Bukannya aku memang selalu terlihat cantik.?" Kali ini wajahnya terlihat bosan. Tapi aku tahu ekspresi itu ia gunakan untuk menutupi merah dipipinya. Dasar perempuan...pandai menutupi keadaan.

" Biasanya kecantikkanmu itu tertutupi oleh sikapmu yang terlihat cuek. Tapi kali ini sepertinya kau tidak seperti itu. Atau jangan-jangan kau sudah mendapatkan latihan khusus untuk menghilangkan sikapmu yang cuek dari ibumu yang feminim itu?" Semoga tebakanku benar...

" Enak saja, kenapa kau bisa berfikir seperti itu?" Sepertinya memang tebakan ku benar, kalau kalian bisa melihat tingkahnya ketika memalingkan wajahnya yang sudah semerah tomat itu.

Tuhan, kalau bisa aku ingin Kau menghentikan waktu. Karena aku tidak ingin saat-saat ini cepat berakhir...

End Sasuke's POV

Kau selalu saja pandai menggodaku Sasuke-kun...

Aku tak ingin semua ini cepat berakhir...

Di depan kediaman Haruno...

" Terima kasih atas semuanya Sasuke-kun, aku sangat senang!" Sakura tersenyum. Ia sangat bahagia dengan semua yan telah diberikan Sasuke malam ini.

" Sama-sama...syukurlah kau menyukainya. Aku juga ikut senang!" Senyum Sasuke malam itu aneh..setidaknya itulah anggapan Sakura. Kilatan jahil yang biasanya telihat tidak muncul. Dan berganti menjadi sedih. Ya..mata onyxnya redup.

" Kau baik-baik saja kan?" Tanya Sakura khawatir sambil memegang lengan Sasuke.

" Maaf Sakura tapi aku harus mengatakan ini..."

Kata-kata yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya...

Entah kenapa keluar dari bibirmu...

Aku tak mau mendengarnya!

" Inggris? " seiring dengan keluar nya kata itu, keluarlah juga air mata dari kedua mata emerald Sakura.

"Aku harus tinggal dan menetap disana. Aku mendapatkan beasiswa untuk meneruskan sekolah perguruan tinggi disana. Maafkan aku Sakura..." Sasuke berkata lirih. Entah kenapa muncul rasa penyesalan dalam dirinya ketika mengatakan hal ini.

" Kenapa begitu mendadak Sasuke-kun?" Tanya Sakura, ia sudah tidak dapat membendung lagi tangisannya. Bayangkan saja jika harus berpisah dengan sahabat sekaligus cinta pertama kalian. Pasti sakit rasanya.

" Maafkan aku Sakura, tapi besok aku harus segera pergi. Sebenarnya aku sudah mendapat kabar ini sejak sebulan yang lalu. Tapi aku bingung bagaimana cara menyampaikannya padamu. Maka dari itu aku merencanakan semua ini. Acara makan malam yang mungkin menjadi saat-saat terakhir dari kebersamaan kita..." Sasuke merasa dirinya adalah laki-laki terbodoh sedunia karena ia tidak jujur pada Sakura.

" Lalu kalau kau pergi siapa yang akan...me...nemani ku, mendengarkanku...?" Sakura berkata sambil terisak. Sasuke segera menarik tubuh Sakura kedalam rengkuhannya, mencoba menenangkan Sakura. Ia sendiri berusaha untuk tetap kuat, bagaimana pun juga kuliah di luar negeri adalah cita-citanya sejak dulu, dan Sakura tahu akan hal itu. Ia harus memilih antara kesempatan yang mungkin hanya akan datang sekali seumur hidupnya atau Sakura, sahabat sekaligus cinta pertamanya. Dan ia telah memilih...

" Ini adalah pilihanku Sakura, kumohon mengertilah..." Sasuke melepaskan pelukanya dan berusaha membuat Sakura tidak terlalu hanyut dalam kesedihan.

Tapi bukannya senyuman yang terlihat di wajah Sakura, tapi justru kemarahan. Ya..kemarahan yang tak pernah Sasuke harapkan.

" Kau pembohong! Kau telah berjanji untuk selalu ada disisiku kan, Sasuke-kun?" Sakura berkata lirih, namun sukses mengenai hati Sasuke. " Aku benci padamu" Tiga kata yang sungguh tidak pernah diharapkan Sasuke, kali ini benar-benar keluar dari bibir Sakura, diikuti dengan suara pintu rumah yang ditutup dengan kasarnya.

Saat itu aku merasa kau adalah orang yang paling jahat di muka bumi ini...

Kenapa...?

Kenapa kau meninggalkanku?

Sakura's POV

" Saku...Sakura..." panggil ibuku sambil mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru bangun tidur, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang memasuki kamarku lewat jendela yang ternyata kemarin lupa kututup, untung saja tidak ada pencuri yang masuk.

Mataku sembab akibat menangis semalaman. Luka di hatiku akibat kata-kata dari Sasuke-kun sepertinya belum sembuh. Aku benar-benar membencinya sekarang, aku benci pada pembohong.

" Saku, didepan ada Sasuke-kun! Ia ingin mengucapkan salam perpisahannya padamu...ayo keluarlah" Bujuk ibuku.

" Tidak bu! Saku tidak mau menemuinya!" Jawabku. Tak terasa air mata telah mengalir dari kedua mata emeraldku. Kenapa aku tidak bisa membencinya?

" Ayolah Sakura..ini semua bukan salah Sasuke-kun!" Sepertinya ibu sudah tahu tentang kejadian kemarin.

" Tidak bu! Aku tidak akan menemuinya!" Tolak ku lagi dan kali ini sedikit berteriak sehingga isakanku sedikit terdengar.

" Terserah kau sajalah! Tapi jangan menyesal!" Ibuku akhirnya sudah berhenti membujukku, dan meninggalkan kamarku untuk menemui Sasuke-kun.

Aku terduduk diatas tempat tidurku. Menekuk kedua kakiku, dan menenggelamkan kepalaku di kedua lututku. Menangis sejadi-jadinya.

End Sakura's POV

Disaat itulah terdengar suara seperti sesuatu yang dilempar kearah jendela kamar Sakura

Sakura segera menaikan kepalanya dan menghapus air matanya dan menemukan sebuah surat berwarna biru langit tergeletak dilantai kamarnya. Sakura berjalan ke arah jendela, mencoba mencari siapa yang telah melempar surat itu. Tapi hasilnya nihil...tidak ada siapa-siapa disana.

Diambilnya surat itu dan ia benar-benar terperangah. Di sudut sebelah kanan surat itu terdapat lambang Uchiha.

Untuk : Saku-chan, Bungaku

Terima kasih karena telah bersedia membaca surat dari seorang pembohong sepertiku, Sakura...

Maafkan atas segala kesalahanku, ketidak jujuranku, dan segala kekuranganku sehingga kau membenciku...

Tapi ini adalah keputusan ku, aku memilih keputusan ini karena aku ingin karir ku cemerlang sesuai dengan cita-citaku...

Kau tahu kan itu kan Sakura?

Aku memilih untuk sekolah di Inggris bukan semata-mata tanpa pemikiran yang telah siap dengan segala resiko yang akan kuterima.

Dan inilah resiko yang harus kuhadapi..yaitu dibenci olehmu...

Dibenci oleh orang yang kusayangi...

Semua kata-katamu memang benar Sakura... Aku ini seorang pembohong!

Tapi satu hal yang harus kau ketahui Sakura...

Aku memang seorang pembohong...Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri..

Perasaan yang selama ini kupendam...

Yang menjadi alasan mengapa aku tidak pernah menjalani hubungan spesial dengan seorang perempuan.

Karena aku mencintaimu..

Aku tahu ini seharusnya tidak terjadi. Karena akan menodai persahabatan kita...

Tapi seperti yang kubilang tadi...aku tidak bisa membohongi diriku sendiri..

Maka dari itu aku memilih untuk diam dan memendam perasaan ini...

Dan aku ikhlas jika harus dibenci olehmu...

Aku tidak akan balas membencimu Sakura...

Karena sedalam apapun kau melukaiku...

Aku tak akan pernah bisa membencimu...

Maafkan aku Sakura, aku ingin sekali menemuimu...

Tapi aku sadar, kau takkan mau menemui pembohong sepertiku

Maka dari itu aku menulis surat ini...

Terima kasih atas kebaikan yang telah kau berikan pada sahabatmu ini, Sakura...

Semoga kau bahagia...

Selamat tinggal...Bungaku...

Sahabatmu

Uchiha Sasuke

Digenggamnya erat surat itu. Ditempelkannya surat itu didanya. Ia benar-benar mengutuk atas dirinya sendiri yang telah melukai hati Sasuke. Kenapa menjadi seperti ini?

Cintanya bukanlah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Mereka sama-sama saling mencintai...

" Kau belum terlambat Sakura!" Ucapnya dan segera berganti pakaian. Menemui cinta pertamanya...

Cerita Naruto Season Akhir

cerita naruto season akhir

Berlari...saat itu aku berlari...

Mengejarmu Sasuke-kun...

Kuharap belum terlambat...

" Sasuke-kun, kau sudah mengucapkan salam perpisahan kesemua sahabatmu?" Tanya Mikoto. " Sudah Bu" Sasuke menjawab pertanyaan ibunya dengan mantap. Ia tidak resah lagi sekarang, karena ia telah menyampaikan perasaan pada orang yang dicintainya. Walaupun luka dihatinya tidak dengan mudah bisa terobati, tapi ia rela melepas semuanya. Ia ikhlas jika Sakura-nya akan berpaling darinya.

" Bagaimana dengan Sakura? Kau rela melepasnya?" Fugaku gantian bertanya. Memang benar kalau ikatan antara ayah dan anak itu ada. Buktinya Fugaku merasakan apa yang Sasuke rasakan.

" Hn" Jawabnya singkat khas Uchiha.

" Tapi sepertinya putri Haruno itu belum mau melepasmu, Nak!" Ucap Fugaku cerah sambil menepuk bahu Sasuke. Tangannya menunjuk kearah kerumunan orang (hari itu bandara sangat ramai). Sasuke langsung mengamati kerumunan orang itu.

Mata onyx Sasuke terbelalak ketika menemukan, sesosok gadis berambut merah muda yang sedang berusaha mencari jalan keluar diantara kerumunan orang.

" Sakura!" Sasuke mencoba memanggil Sakura. Dilepasnya segera koper yang sedari tadi dipegangnya.

Lari...lari...mencoba menangkap sosok itu... " Sakura!"

Sakura yang sedari tadi melempar pandangan kesana kemari, langsung menoleh ke arah suara itu. Ia benar-benar terkejut ketika tiba-tiba tubuh Sasuke menangkapya dan membawa tubuh mungilnya kedalam pelukkan Sasuke.

" Sasuke-kun...maafkan aku..." Sakura membalas pelukan Sasuke. Cairan hangat meluncur dengan bebasnya dari sepasang mata emerald Sakura.

" Aku mencintaimu Sakura..." Bisik Sasuke di telinga Sakura. Sakura dapat mendengar apa yang Sasuke katakan. Senyum langsung menghiasi wajah manisnya.

" Aku tahu, aku telah membaca suratmu" Balas Sakura. Mereka masih berpelukan, seolah tidak ingin berpisah satu sama lain. Mereka tidak perduli dengan ratusan pasang mata yang memperhatikan adegan bak drama romantis dadakan yang mereka ciptakan. Sedangkan Fugaku merangkul bahu istrinya dan memperhatikan tingkah anak mereka yang baru beranjak dewasa.

" Aku juga mencintaimu, Sasuke-kun! Cintamu tak bertepuk sebelah tangan!" Sasuke melepaskan pelukannya, dan menatap kedua mata Sakura lekat-lekat. Mencoba mencari kesungguhan didalamnya.

" Maafkan aku Sakura. Tapi keputusanku untuk per..." Ucapan Sasuke langsung terhenti ketika jari telunjuk Sakura menutup bibirnya.

" Aku akan menunggumu, kau akan kembali lagi kan?"

" Mungkin, Tap..." Untuk yang kedua kalinya, Sakura menghentikan kata-kata Sasuke.

" Jangan paksa aku untuk cari yang lebih baik...!"

Senyum Sasuke semakin berkembang, seiring dengan kata-kata Sakura. Sakura melingkarkan kedua tangannya di leher Sasuke, dan mengecup kedua pipi Sasuke singkat.

Rona merah langsung menghiasi wajah tampan Sasuke. " Hei kenapa tiba-tiba kau menciumku?" Sasuke berusaha bicara setenang mungkin, menutupi rona merah di pipinya yang hampir menyamai warna buah kesukaannya.

" Kalau begitu apa balasanmu pada sahabat terbaikmu ini Sasuke-kun?" Seringai licik mulai memenuhi wajah Sakura.

" Hei, itu kata-kataku 6 tahun yang lalu!" Seringai licik juga mulai memenuhi wajah Sasuke. Seakan-akan mereka berdua sedang adu seringai.

" Memangnya...hmph..." Belum sempat Sakura melanjutkan kata-katanya, bibir Sasuke sudah menyumpal bibir mungilnya. Sebuah ciuman singkat yang sangat berarti bagi keduanya. Pertanda bahwa mereka memang saling mencintai.

Kau meninggalkanku Sasuke-kun

Tapi aku melepas kepergianmu dengan senyuman...

Karena aku percaya...

Kau pasti akan kembali...

15 tahun kemudian...

" Ayah...Ayah...ayo kita main!" seorang anak kecil berusia 5 tahun, menarik-narik lengan ayahnya.

" Rin, ayah sedang makan." Sepertinya sang ibu tidak mengizinkan sang anak untuk bermain dengan ayahnya.

" Huh..ibu tidak asik!" Rin menggembungkan pipinya sebal.

Sakura sang ibu hanya bisa membujuk putrinya itu agar tidak ngambek. " Rin, main sama ibu saja ya...!"

" Huh...makanya cepat beri Rin adik, Bu...!" Kata-kata Rin dengan sukses membuat ayahnya, Sasuke yang sedang tersedak.

" Hahaha...kau ini bisa saja ya..haha" Sakura tertawa garing mencoba menutupi semburat merah dipipinya sambil memainkan boneka Rin.

Sasuke yang sudah selesai makan, langsung nimbrung diantara istri dan anaknya (maap bahasa author blak-blakan).

" Hei...bagaimana kalau ayah ikut bergabung? "

" Ayah ayo main rumah-rumahan...!" Rin langsung semangat ketika ayahnya datang.

"Dasar ibu dan anak sama saja berisik" gumam Sasuke pelan. Pelan sekali tapi entah kenapa langsung disambut dengan tatapan horor Sakura. 'Pendegarannya masih tajam'

" Kalau main rumah-rumahan harus ada adik yang menemani Rin kan?" seringai jahil mulai memenuhi wajah Sasuke. Membuat Sakura langsung mengambil jarak aman.

" Benar ayah, ayah memang pintar!" Seakan mengerti permainan apa yang akan Sasuke lakukan , Rin langsung tertawa senang.

" Bagaimana Sakura?" Sasuke langsung melirik istrinya, meminta persetujuan.

KYAAAA...!

Itulah kisah hidupku...

Aku bukanlah seorang yang istimewa.

Aku hanya seorang wanita yang bersahaja dan beruntung...

Beruntung karena bisa hidup bahagia dengan cinta pertama dan terakhirku..

~Fin~

Kyaaa...( tereak kaya Sakura...)

Kenapa dhitta bisa bikin oneshot gaje kayak gini...? Udah malah panjang banget lagi...! * jedot-jedotin kepala di tembok terdekat(?)*

Romance gaje... Pake adegan Sasuke nulis surat lagi...

Terinspirasi dari lagunya Sherina yang Cinta pertama dan terakhir sama lagunya Pasto yang aku pasti kembali

Jadilah fic ini, tapi fic ini bukan songfic (eh...bener ga ya tulisannya) *lemeng*

Kenapa SasuSaku?

Karena ini salah satu pairing favoritku...(setelah NejiTen tentunya..)

Anko jadi guru SD? Yakin muridnya langsung pada stress semua! *digigit ular punya Anko*

Sudikah para readers mereview fic keduaku ini?

Atau jangan-jangan mau nge-flame? (langsung pundung dipojok kamar).....

Kamis, 06 Januari 2011

pahala membantu tetangga dan anak yatim

Pahala Membantu Tetangga dan Anak Yatim





Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, tertidur di Masjidil Haram. Dia telah bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yang satu berkata kepada yang lain, "Berapa banyak orang-orang yang berhaji pada tahun ini?"
Jawab yang lain, "Enam ratus ribu." Lalu ia bertanya lagi, "Berapa banyak yang diterima ?" Jawabnya, "Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun itu diterima dengan berkat hajinya Muwaffaq."

Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik mencari orang yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke rumahnya. Dan ketika diketuknya pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya. Jawab orang itu, "Muwaffaq." Lalu Abdullah bin Mubarak bertanya padanya, "Kebaikan apakah yang telah engkau lakukan sehingga mencapai darjat yang sedemikian itu?" Jawab Muwaffaq, "Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalu aku berniat haji pada tahun ini sedang isteriku pula hamil, maka suatu hari dia tercium bau makanan dari rumah jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumah jiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku kepada wanita jiranku itu.

Jawab jiranku, "Aku terpaksa membuka rahsiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai himar di suatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya dan bawa pulang untuk masak, maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu." Ketika aku mendegar jawapan itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anak yatim yang ada dalam jagaannya itu. "Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku." Kata Muwaffaq lagi.
Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahawa membantu jiran tetangga yang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim. Rasulullah s.a.w. ada ditanya, "Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga." Jawab Rasulullah s.a.w., "Jadilah kamu orang yang baik." Orang itu bertanya lagi, "Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahawa aku telah berbuat baik?" Jawab Rasulullah s.a.w., "Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkau jahat, maka engkau sebenarnya jahat."

Nabi sulaiman AS dan seekor semut 2

Nabi Sulaiman AS dan Seekor Semut 2






Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma.

Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, “Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?”.

Si semut menjawab, “Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun”.

Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, “Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu”. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS.

Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, “Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu/”

“Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut