Selasa, 04 Januari 2011

Mukjizat Nabi dalam Kurma dan Roti

Kaum muslimin berhasil mengalahkan kaum musyrikin Makkah dalam perang Badar dan Uhud. Namun orang-orang musyrik itu tak jua menyerah. Orang-orang Quraisy lalu bersekutu dengan orang-orang Gathafan yang juga memusuh Islam. Jumlah pasukan mereka mencapai 10.000 orang. Persekutuan semacam ini baru pertama terjadi di Jazirah Arab, karena kabilah-kabilah di  Arab saling bermusuhan. Mereka mau bersatu demi menghadapi Islam dan Rasulullah.
Berita bersatunya kedua kabilah itu segera sampai ke Madinah. Kaum muslimin pun bersiap menghadapi pasukan musuh yang lebih kuat. Jumlah kaum muslimin di Madinah hanya sekitar 3.000 orang. Sedangkan musuh mencapai 10.000 orang.
Karena kekuatannya tak berimbang, Rasulullah memutuskan bertahan di dalam kota Madinah. Untuk bertahan, Rasulullah memerintahkan membuat parit panjang di luar kota. Panjangnya kira-kira 5.500 m, lebar 4,5 meter, dan dalamnya 3 meter. Tujuannya agar pasukan musuh tidak bisa memasuki kota. Cara ini tidak dikenal orang Arab sebelumnya.
Penggalian parit dikerjakan oleh orang laki-laki Madinah. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok beranggota sepuluh orang. Rata-rata tiap kelompok menggali parit sepanjang 25 meter.
Rasulullah juga ikut menggali parit. Beliau mencangkul dan mengangkut tanah ke atas. Pekerjaan itu benar-benar berat. Apalagi saat itu musim dingin dan makanan sangat sedikit. Mereka menggali dalam keadaan lapar. Hingga ada sahabat yang tidak makan selama tiga hari. Rasulullah sendiri mangganjalkan dua buah batu ke perut lalu mengikatnya untuk menahan lapar. Meskipun demikian mereka tetap bersemangat. Karena parit tersebut harus selesai digali sebelum pasukan musyrikin tiba.
Dalam peristiwa ini, banyak mukjizat yang terjadi. Salah satunya adalah kisah kurma yang penuh berkah. Adalah seorang anak bernama Nu’man bin Basyir. Ia diperintah ibunya membawa beberapa butir kurma untuk bekal makan siang ayah dan pamannya. Di jalan, ia bertemu dengn Rasulullah, dan ditanya tentang apa yang dibawanya. Anak kecil itu menjawab, ia membawa butir kurma untuk makan siang ayah dan pamannya.
Rasulullah meminta kurma itu dan diletakkannya di atas sehelai kain. Beliau lalu berdoa. Setelah itu, dipanggulnya para penggali untuk makan. Mereka pun datang mengambil kurma yang ada di atas kain itu dan makan sampai kenyang. Atas izin Allah, kurma itu tetap tersedia di atas kain hingga semua orang makan sampai kenyang.
Ada lagi mukjizat lainnya. Jabir bin Abdullah menceritakan, suatu ketika para sahabat mendapatkan tanah yang sangat keras dan tak mudah dicangkul. Mereka lalu meminta tolong kepada Rasulullah. Sewaktu Rasulullah turun ke dalam parit, Jabir melihat batu yang diganjalkan di perut beliau untuk menahan lapar. Ia lalu minta izin pulang ke rumah untuk mengambil makanan. Ia merasa iba melihat Rasulullah dalam keadaan sangat lapar.
Namun, Jabir tak memiliki cukup makanan. Hanya ada sedikit gandum dan seekor domba kecil. Jabir menyembelih kambing itu dan memanggangnya, sedangkan isterinya membuat roti. Setelah selesai, Jabir pergi menemui Rasulullah.
Isterinya berpesan,  “Masakan kita hanya sedikit. Jangan membuatku malu di hadapan Rasulullah dan para sahabatnya.” Awalnya Jabir hanya ingin mengundang sedikit orang. Karena makanan yang ia siapkan tak begitu banyak. Ia menemui Nabi sambil berbisik, “Wahai Rasulullah, saya sudah menyembelih seekor kambing kecil dan memasak beberapa potong roti. Datanglah bersama beberapa sahabatmu.”
Namun, Rasulullah tak mungkin menikmati makanan, sementara sahabatnya kelaparan. Maka beliau pun berseru, “Wahai para penggali parit, sesungguhnya Jabir sudah menyiapkan hidangan. Kemarilah kalian semua!” Kemudian Rasulullah berkata kepada Jabir, “Jangan turunkan periuk dan adonan kalian sampai aku datang.”
Jabir pulang terlebih dahulu untuk menyiapkan tempat. Setelah Rasulullah datang, Jabir memberikan roti-roti itu kepada beliau. Rasulullah lalu meniup roti-roti itu sambil membacakan doa. Setelah itu, satu per satu para penggali mengambil roti-roti dan potongan daging dalam periuk. Semua kebagian, tak ada yang terlewatkan. Padahal jumlah penggali saat itu mencapai seribu orang. Setelah semua pulang, Jabir melihat makanan yang ia sediakan benar-benar masih utuh seperti semua, tak berkurang sedikit pun.
Itulah mukjizat yang terjadi pada diri Rasulullah sebagai bukti bahwa beliau benar-benar nabi utusan Allah. Lewat mukjizat itu pula Allah menolong kaum muslimin mendapatkan kesulitan. Karena Allah sangat sayang kepada hamba-hambanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar